Minggu, 25 November 2018

KRITIK INTERPRETIF


Kritik Interpretif (Interpretive Criticism) yang berarti adalah sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai secara judgemental, Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain.
            Sukmadinata (2006:72) menjelaskan  Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
Ciri – ciri kritik deskriptif adalah :
  1. Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang dihadapi pada masa sekarang.
  2. Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analitik. 
  3.  Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci. 
  4.  Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya. 
  5.  Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya.
  6. Penelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut : 
  7. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
  8. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.
  9. Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.
            Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan. Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.
            Depictive Criticism (Gambaran Bangunan) merupakan jenis metode dari kritik deskriptif dimana uraian yang dituangkan benar-benar penjabaran dari bentuk fisik bangunan atau kota yang dikritik. Misalnya dari bentuk massa bangunannya, ukuran bangunan, bahan atau material bangunan, warna bangunan, tekstur bangunan, dan lain sebagainya.Depictive Criticism (Gambaran Bangunan) ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu:
  • Static (secara grafis)
            Merupakan metode pengamatan berdasarkan fisik bangunan atau kota dilihat dari satu sudut pandang saja. Atau dapat dikatakan kondisi pengamat berada pada posisi diam.
  •  Dynamic (secara verbal)
            Merupakan metode pengamatan berdasarkan fisik bangunan atau kota dilihat dari seluruh sisi bangunan. Atau dapat dikatakan kondisi pengamat berada pada posisi bergerak mengelilingi bangunan atau kota yang dikritik.
  •  Process (secara procedural)
            Merupakan metode pengamatan berdasarkan fisik bangunan atau kota dilihat dari proses awal memasuki bangunan, mencapai bagian dalam bangunan, dan akhirnya proses akhir keluar bangunan.
3 meotode kritik interpretatif :
  • Kritik Evokatif (Evocative) (Kritik yang membangkitkan rasa)
            Menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung pada suatu bangunan. Sehingga kritik ini tidak mengungkap suatu objek itu benar atau salah melainkan pengungkapan pengalaman perasaan akan ruang. Metode ini bisa disampaikan dalam bentuk naratif (tulisan) dan fotografis (gambar).
  •   Kritik Advokatif (Advocatory) (Kritik yang membela, memposisikan diri seolah-olah kita adalah arsitek tersebut.)
            Kritik dalam bentuk penghakiman dan mencoba mengarahkan pada suatu topik yang dipandang perlu. Namun bertentangan dalam hal itu kritikus juga membantu melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh arsitek sehingga dapat membalikkan dari objek bangunan yang sangat menjemukan menjadi bangunan yang mempersona.
  •    Kritik Impresionis (Imppressionis Criticism) (Kritik dipakai sebagai alat untuk melahirkan karya seni baru).
            Kritik ini menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya.

CONTOH KRITIK INTERPRETATIF – HARITAGE FACTORY OUTLET, BANDUNG

            Haritage factory outlet terletak di jalan R.E. Martadinata No.63, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40115. Bangunan megah berpilar besar dengan cat warna putih ini kini menjadi salah satu factory outlet ternama di kota Bandung.
            Heritage factory outlet, bangunan ini bekas gedung British Institute ini dibangun di tahun 1895-1900 dengan gaya arsitektur Belanda Klasik dengan kolom doriknya yang khas. Namun sampai saat ini arsitek yang merancang bangunan ini belum diketahui.
            Bangunan ini merupakan bangunan bekas rumah dinas direktur Gouvernements Bedrijven (GB) yang sekarang disebut Gedung Sate. Selain bangunan ini antik, langka, dan indah juga merupakan satu-satunya bangunan yang memiliki gaya arsitektur klasik yang masih utuh. Pilar ioniknya yang anggun menjadi ciri khas yang memperlihatkan nilai arsitektur yang tinggi.
            Bangunan Heritage Factory Outlet satu dari bangunan cagar budaya yang dilindungi dan dilestarikan keberadaannya di kota Bandung. Di dalam bangunan Heritage sendiri memiliki jalur yang menghubungkan Heritage dengan FO yang berada di sebelahnya, Cascade yang memiliki konsep arsitektur bergaya modern.


Gambar Cascade Factory Outlet, Bandung




Gambar Heritage Factory Outlet

            Penambahan awning bergaya modern pada sisi bangunan menjadikan bangunan bersejarah ini lebih modern namun tidak menghilangkan kesan kolonial yang ada pada bangunan. Heritage dan Cascade Factory Outlet merupakan contoh dari bangunan kuno yang mengalami modernisasi dengan menambahkan bangunan modern di sampingnya.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar