Minggu, 28 Oktober 2018

KRITIK ARSITEKTUR


KRITIK ARSITEKTUR

                Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani κριτικός, kritikós – “yang membedakan”, kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuna κριτής, krités, artinya “orang yang memberikan pendapat beralasan” atau “analisis”, “pertimbangan nilai”, “interpretasi”, atau “pengamatan”. Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.
            Arsitektur adalah seni dalam mendirikan bangunan termasuk didalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau bentuk bangunan; proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan. (Banhart CL. Dan Jess Stein)
            Jadi kritik arsitektur adalah memberikan tanggapan sesuai dengan pengetahuan kepada suatu hasil karya arsitektur (suatu bangunan).
Berikut adalah analogi yang digunakan dalam kritik arsitektur:
     1.       Analogi Matematis
     2.       Analogi Biologis
     3.       Analogi Romantik
     4.       Analogi Linguistik
     5.       Analogi Mekanik
     6.       Analogi Pemecahan Masalah
     7.       Analogi Adhocis
     8.       Analogi Bahasa Pola
     9.       Analogi Dramaturgi
            Dari 9 analogi diatas, saya akan membahas 3 analogi yang digunakan dalam kritik arsitektur. Sebagai berikut:
     1.       Analogi Biologis
   Pandangan para ahli teori yang menganalogikan arsitektur sebagai analogi biologis berpendapat bahwa membangun adalah proses biologis bukan proses estetis. Analogi biologis terdiri dari dua bentuk yaitu ‘organik’ (dikembangkan oleh Frank Lloyd Wright). Bersifat umum ; terpusat pada hubungan antara bagian-bagian bangunan atau antara bangunan dengan penempatannya/penataannya. dan ‘biomorfik’. Lebih bersifat khusus. ; terpusat pada pertumbuhan proses-proses dan kemampuan gerakan yang berhubungan dengan organisme.
Berikut adalah contoh bangunan dari analogi biologis:
   Falling water, Frank Lloyd Wright. (1867-1959), dikenal karena keberadaannya sebagai arsitek yang mendunia akibat pengaruhnya yang sangat besar terhadap ranah arsitektur dunia. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari keberadaan karyanya yang hampir tersebar di 37 negara/ lokasi, diantaranyadi Irak, Jepang, Kanada, Mesir, Inggris selain di Amerika sendiri tentunya. Falling water yang didesain tahun 1936-lah menjadi suatu desain yang paling populer karena mempunyai relevansi yang jelas dan sangat terasa dengan konsep arsitektur organiknya. Bagian paling fenomenal dari rumah itu adalah ruang keluarga yang menjorok dan melayang di puncak air terjun. Suara gemercik air yang berasal dari aliran air sungai di bukit Bear Run senantiasa jadi musik alami yang terdengar di seluruh penjuru rumah. Bangunan yang kemudian terkenal dengan nama "Falling Water" itu dianggap sebagai adikarya Wright.


     2.       Analogi Mekanik
   Pernyataan Le Corbusier bahwa : “a home is machine to live in” (rumah adalah sebuah mesin untuk dihuni) adalah contoh penggunaan analogi mekanik dalam arsitektur. Bangunan seperti hasilnya sebuah mesin seharusnya hanya menyatakan apa sesungguhnya bangunan tersebut dan apa fungsi didalamnya. Bangunan harusnya tidak menyembunyikan fakta-fakta ini dengan hiasan hiasan yang tak relevan dalam bentuk gaya-gaya sebuah bangunan modern harus apa adanya, transparan, dan bersih dari kebohongan-kebohongan atau hal-hal yang tidak prinsipil, untuk menyesuaikan dengan dunia mekanisasi dan transportasi cepat saat ini. Dengan hanya menyatakan apakah meralat dan apakah yang dilakukan, maka keindahan akan dating dengan sendirinya.
Berikut adalah contoh bangunan dari analogi mekanik:
   Contemporery City tahun 1922, dapat menampung 3 juta penduduk sehingga dapat menjadi salah satu solusi krisis permukiman diperkotaan (Prncis) saat itu. Penambah jalan bebas hambatan (freeways) pada contemporary city, membuat rancangan ini menjadi suatu hunian baru yang low cost, low density, highly profitable, dan bebas dari pertumbuhan permukiman-permukiman kecil yang berpotensi semrawut dan mengurangi mobilitas. Hal ini membuat le Corbusier terkenal dengan sebagai salah satu orang pertama yang menyadari pengaruh mobilitas terhadap bentuk dan rancangan pemukiman manusia. Ia tidak menyukai segala bentuk hiasan atau ornamentasi pada bangunan, dan pernah mengatakan bahwa "semua bangunan seharusnya berwarna putih”.





   Villa Savoye, Poissy-sur-Seine, Perancis bangunan karya Le Corbusier yang berwarna putih sesuai dengan ciri khas le Corbusier yang menyatakan semua bangunan seharusnya berwarna putih.


     3.       Analogi Pemecahan Masalah
   Analogi ini menjelaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan lingkungan merupakan masalah yang dapat diselesaikan melalui analisis seksama atau melalui prosedur- prosedur tertentu. (Hubungan dengan Alam dan interaksi psikologis sesama manusia) Analogi ini memiliki pendekatan secara rasional, logis, sistematis, parametric terhadap perancangan arsitektur. Intinya, kebutuhan suatu lingkungan ( kondisi geografis, iklim, cuaca, maupun sosiologi lingkungan ) menjadi target untuk apa sebuah karya arsitektural tersebut dibangun. (Wayne O. Attoe)
Berikut adalah contoh bangunan dari analogi pemecahan masalah:
   Pembangunan Casa Batllo merupakan pusat kota. Maka, sang pemilik meminta Gaudi untuk merancangkan sebuah karya arsitektural yang berbeda dari bangunan disekitarnya. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian setiap orang yang lewat didaerah tersebut. Analisis Gambar disamping diakses melalui google earth. Dengan tingkat kesamaan mencapai 99% . Sejak pertama kali dibangun sampai sekarang, lokasi pembangunan Casa Battlo memang terletak didepan jalan besar dan menjadi pusat kota Barcelona. Bangunan Setelah melakukan analisis terhadap beberapa hal yang dipertimbangkan. Maka, saatnya untuk merangkai masing-masing hubungan diantara beberapa hal tersebut beserta solusinya. Misalkan, pada saat cuaca dingin di tempat tersebut suhu tidak bisa di kompromi maka pemecahan masalahnya adalah dengan membuat sebuah cerobong asap sebagai tempat sirkulasi udara panas misalnya . Selain itu, untuk memenuhi tuntutan pemilik yang meminta agar bangunan tersebut lain daripada yang lain, maka pemecahan masalahnya adalah Gaudi wajib mendesign bangunan tersebut untuk memiliki ciri khas tersendiri agar setiap orang yang melewatinya merasa tertarik karena bangunan tersebut terlihat unik. Setelah semua pertimbangan- pertimbangan tersebut matang. Maka, terangkailah suatu karya arsitektural yang siap dibangun. Proses inilah yang disebut dengan sintesis.

 
Sumber: https://www.pinterest.com/



Sumber:
https://www.slideshare.net/panggulu/analogi-pemecahan-masalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar