KRITIK ARSITEKTUR
Kritik adalah masalah penganalisaan dan
pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas
apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Secara etimologis berasal
dari bahasa Yunani κριτικός, kritikós –
“yang membedakan”, kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuna
κριτής, krités, artinya “orang yang memberikan pendapat
beralasan” atau “analisis”, “pertimbangan nilai”, “interpretasi”, atau
“pengamatan”. Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang
pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.
Arsitektur adalah seni dalam
mendirikan bangunan termasuk didalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan
penyelesaian dekorasinya; sifat atau bentuk bangunan; proses membangun;
bangunan dan kumpulan bangunan. (Banhart
CL. Dan Jess Stein)
Jadi kritik arsitektur adalah
memberikan tanggapan sesuai dengan pengetahuan kepada suatu hasil karya
arsitektur (suatu bangunan).
Berikut
adalah analogi yang digunakan dalam kritik arsitektur:
1. Analogi Matematis
2. Analogi Biologis
3. Analogi Romantik
4. Analogi Linguistik
5. Analogi Mekanik
6. Analogi Pemecahan Masalah
7. Analogi Adhocis
8. Analogi Bahasa Pola
9.
Analogi Dramaturgi
Dari 9 analogi diatas, saya akan
membahas 3 analogi yang digunakan dalam kritik arsitektur. Sebagai berikut:
1. Analogi Biologis
Pandangan para ahli teori yang menganalogikan arsitektur sebagai
analogi biologis berpendapat bahwa membangun adalah proses biologis bukan
proses estetis. Analogi biologis terdiri dari dua bentuk yaitu ‘organik’ (dikembangkan
oleh Frank Lloyd Wright). Bersifat umum ; terpusat pada hubungan antara
bagian-bagian bangunan atau antara bangunan dengan penempatannya/penataannya.
dan ‘biomorfik’. Lebih bersifat khusus. ; terpusat pada pertumbuhan
proses-proses dan kemampuan gerakan yang berhubungan dengan organisme.
Berikut adalah contoh
bangunan dari analogi biologis:
Falling water, Frank Lloyd Wright. (1867-1959), dikenal karena
keberadaannya sebagai arsitek yang mendunia akibat pengaruhnya yang sangat
besar terhadap ranah arsitektur dunia. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari
keberadaan karyanya yang hampir tersebar di 37 negara/ lokasi, diantaranyadi
Irak, Jepang, Kanada, Mesir, Inggris selain di Amerika sendiri tentunya.
Falling water yang didesain tahun 1936-lah menjadi suatu desain yang paling
populer karena mempunyai relevansi yang jelas dan sangat terasa dengan konsep
arsitektur organiknya. Bagian paling fenomenal dari rumah itu adalah ruang
keluarga yang menjorok dan melayang di puncak air terjun. Suara gemercik air
yang berasal dari aliran air sungai di bukit Bear Run senantiasa jadi musik
alami yang terdengar di seluruh penjuru rumah. Bangunan yang kemudian terkenal
dengan nama "Falling
Water" itu dianggap sebagai adikarya Wright.
2. Analogi Mekanik
Pernyataan Le Corbusier bahwa : “a home is machine
to live in” (rumah adalah sebuah mesin untuk dihuni) adalah contoh penggunaan
analogi mekanik dalam arsitektur. Bangunan seperti hasilnya sebuah mesin
seharusnya hanya menyatakan apa sesungguhnya bangunan tersebut dan apa fungsi
didalamnya. Bangunan harusnya tidak menyembunyikan fakta-fakta ini dengan
hiasan hiasan yang tak relevan dalam bentuk gaya-gaya sebuah bangunan modern
harus apa adanya, transparan, dan bersih dari kebohongan-kebohongan atau hal-hal
yang tidak prinsipil, untuk menyesuaikan dengan dunia mekanisasi dan
transportasi cepat saat ini. Dengan hanya menyatakan apakah meralat dan apakah
yang dilakukan, maka keindahan akan dating dengan sendirinya.
Berikut adalah contoh
bangunan dari analogi mekanik:
Contemporery City tahun 1922, dapat menampung 3 juta penduduk sehingga
dapat menjadi salah satu solusi krisis permukiman diperkotaan (Prncis) saat
itu. Penambah
jalan bebas hambatan (freeways) pada contemporary city, membuat rancangan ini menjadi
suatu hunian baru yang low cost, low density, highly profitable, dan bebas dari
pertumbuhan permukiman-permukiman kecil yang berpotensi semrawut dan mengurangi
mobilitas. Hal ini membuat le Corbusier terkenal dengan sebagai salah satu
orang pertama yang menyadari pengaruh mobilitas terhadap bentuk dan rancangan
pemukiman manusia. Ia tidak menyukai segala bentuk hiasan atau ornamentasi pada
bangunan, dan pernah mengatakan bahwa "semua bangunan seharusnya berwarna
putih”.
Sumber: https://www.pinterest.com/
Villa Savoye, Poissy-sur-Seine, Perancis bangunan karya Le
Corbusier yang berwarna putih sesuai dengan ciri khas le Corbusier yang
menyatakan semua bangunan seharusnya berwarna putih.
3. Analogi Pemecahan Masalah
Analogi
ini menjelaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan lingkungan merupakan masalah yang
dapat diselesaikan melalui analisis seksama atau melalui prosedur- prosedur
tertentu. (Hubungan dengan Alam dan interaksi psikologis sesama manusia)
Analogi ini memiliki pendekatan secara rasional, logis, sistematis, parametric
terhadap perancangan arsitektur. Intinya, kebutuhan suatu lingkungan ( kondisi
geografis, iklim, cuaca, maupun sosiologi lingkungan ) menjadi target untuk apa
sebuah karya arsitektural tersebut dibangun. (Wayne O. Attoe)
Berikut adalah contoh
bangunan dari analogi pemecahan masalah:
Pembangunan
Casa Batllo merupakan pusat kota. Maka, sang pemilik meminta Gaudi untuk
merancangkan sebuah karya arsitektural yang berbeda dari bangunan disekitarnya.
Tujuannya adalah untuk menarik perhatian setiap orang yang lewat didaerah
tersebut. Analisis Gambar disamping diakses melalui google earth. Dengan
tingkat kesamaan mencapai 99% . Sejak pertama kali dibangun sampai sekarang,
lokasi pembangunan Casa Battlo memang terletak didepan jalan besar dan menjadi
pusat kota Barcelona. Bangunan Setelah melakukan analisis terhadap beberapa hal
yang dipertimbangkan. Maka, saatnya untuk merangkai masing-masing hubungan
diantara beberapa hal tersebut beserta solusinya. Misalkan, pada saat cuaca
dingin di tempat tersebut suhu tidak bisa di kompromi maka pemecahan masalahnya
adalah dengan membuat sebuah cerobong asap sebagai tempat sirkulasi udara panas
misalnya . Selain itu, untuk memenuhi tuntutan pemilik yang meminta agar
bangunan tersebut lain daripada yang lain, maka pemecahan masalahnya adalah
Gaudi wajib mendesign bangunan tersebut untuk memiliki ciri khas tersendiri
agar setiap orang yang melewatinya merasa tertarik karena bangunan tersebut
terlihat unik. Setelah semua pertimbangan- pertimbangan tersebut matang. Maka,
terangkailah suatu karya arsitektural yang siap dibangun. Proses inilah yang
disebut dengan sintesis.
Sumber:
https://www.pinterest.com/
Sumber:
https://www.slideshare.net/panggulu/analogi-pemecahan-masalah