Minggu, 01 Mei 2016

CINTA DI UJUNG SAJADAH



"CINTA DI UJUNG SAJADAH"
 
SINOPSIS
“NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH”

Novel ini bercerita tentang pencarian seorang anak akan ibu kandung yang melahirkannya. Adalah Cinta, seorang remaja yang tinggal bersama ayah kandung, ibu tiri & dua saudara tiri. Mama Alia, biasa dia memanggil ibu tirinya itu. Seperti kebanyakan yang kita lihat disinetron lokal, kehidupan tidak harmonis selalu terjadi dalam rumah yang berisi saudara tiri. Sang ayah lebih berpihak kepada ibu dan saudara tirinya. Sedangkan,apapun yang dilakukan Cinta yang dipandang salah dan kurang berkenan dimata saudara tirinya, Anggun & Cantik jarang bahkan tidak pernah mendapat pembelaan dari ayahnya. Nasib nasib hanya mbok Nah pembantu rumah tangga yang tinggal sejak Cinta lahir dirumah itulah yang terlihat peduli dan sangat menyayanginya.

Secara materi, kehidupan Cinta sangat tercukupi, secara fisik, Cinta tidak terlalu cantik tapi juga tidak jelek yang jelas menarik. Mungkin karena kearifan budinya, jadi inner beautylah yang terpancar dari wajahnya. Mama Alia, seorang ibu yang sangat fashionable sayangnya, hal itu tidak menular pada kedua anaknya. Anggun, bertubuh terlalu kurus dan cenderung berpenampilan"cupu", sedangkan Cantik mmmhh, gemuk tapi percaya dirinya cukup luar biasa dalam berpakaian. Korban model banget deh, sekalipun yang dipakainya itu gada pantes – pantesnya apalagi enak dilihat Jauh banget deh!! Belasan tahun hidup sebagai piatu, Cinta belum pernah tau wajah ibunya. Yang dia tahu, ibunya sudah meninggal dunia dan ayahnya pun dengan sempurna melenyapkan jejak tentang ibu kandungnya tersebut. Lengka prasaanya penderitaan Cinta karena dirumah itupun kehidupannya semakin tersisih.

Dalam perjalanannya, dikehidupan yang nyaris membosankan bagi Cinta, dia bertemu dengan Makky Matahari Muhammad tetangga barunya, seorang lelaki yang humoris namun santun dia mengenalkan Cinta pada dunia fotografi yang membuatnya bahagia. Makky, selalu ingat pesan almarhum ayahnya."seburuk apapun yang kamu lakukan, Nak ingatlah kau menyandang nama Muhammad. "Nasehat inilah yang telah menjaga lelaki itu untuk tidak menempuh jalan maksiat seumur hidupnya. Hingga pada saat menjelang ulang tahunnya yang ke-17, Cinta mengambil keputusan besar untuk berhijrah merubah penampilannya lebih baik dan menjalankan perintah Allah untuk menutup aurat. Dia sudah mempersiapkan mental dan materinya. Itu rencana indah Cinta dihari ulang tahunnya.
Dan akhirnya terlaksana, namun ada "surprise" lain yang didapatkannya dihari istimewa itu. Dia mendapatkan sebuah rahasia besar yang selama ini dicarinya. Dan untuk membongkar rahasia itu dia harus melakukan perjalanan panjang, dan berpisah sesaat dengan lelaki yang sudah mengisi hidupnya. Sedikit demi sedikit puzzle itu terpecahkan. Tidak mudah, bahkan semuanya sempat buntu. Dan itulah puncak perjuangannya. Mencari kekuatan dalam sujud-sujud panjang untuk mencari jejak surga, mencari telapak kaki ibunya yang sangat dirindukannya.
A.  Analisis Unsur Intrinsik Novel Cinta di Ujung Sajadah
1)      Tema
Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.Tema yang terdapat dalam novel Cinta di ujung Sajadah adalah Religi, Pencarian cinta dan Kerinduan Cinta kepada Ibu.

(“Itu pertama kali cinta merasakan kehilangan yang sangat, juga rindu teramat besar, untuk ibu yang bahkan tak pernah dikenalnya walau hanya sebatas cerita.”)
Asma Nadia:Republika,2012:21

(“Ketika adzan subuh berkumandang, Cinta menunaikan sholatnya lebih khusyuk dari biasa. Semuanya ia tumpahkan kepada Allah. Kesedihan, kekecewaan, rasa takut dan gamang, juga kemarahan, yang seluruhnya lebur menjadi kepasrahan.Ia benar-benar mengadu.”)
Asma Nadia: Republika,2012:137

(“Cinta harus menempuh perjalanan jauh untuk membalaskan rindu di matanya itu.Menelusuri jejak ibunya di setiap penjuru langit.  Ketika dihadapkan dengan jalan buntu, Cinta berjuang.Ia semakin mendekatkan dirinya kepada Allah. Mencari-cari sebuah jawaban dimanakah ibunya?Dalam sujud-sujudnya yang panjang.”)



2). Tokoh
Tokoh menunjuk pada orang sebagai pelaku cerita. Abram (1981: 20) memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (dalam Nurgiantoro, 2002: 164).

Nama-nama tokoh dalam “Novel Cinta di Ujung Sajadah”



1.      Cinta
2.      Mbok Nah
3.      Papa Cinta
4.      Mama Alia
5.      Anggun
6.      Cantik
7.      Makky Matahari Muhammad
8.      Neta
9.      Aisyah
10.  Tante Rini
11.  Salsa
12.  Ibunda Makky
13.  Iwan
14.  Peter
15.  Mirna
16.  Adji




Penokohan/Perwatakan
a.       Menurut perannya
1)      Tokoh Protagonis: Cinta
 Mbok Nah
 Makky
 Neta
 Aisyah
 Tante Rini
 Adji
2)      Tokoh Antagonis: Mama Alia
Anggun
Cantik
3)      Tokoh Tritagonis: Cinta
Makky
Anggun
Cantik
b.      Menurut fungsinya
1)      Tokoh Sentral: Ayuningsih
        Mbok Nah
        Papa Cinta
2)      Tokoh Utama: Cinta
        Anggun
        Cantik
        Makky
3)      Tokoh Pembantu: Neta
Aisyah
 Adji
 Iwan
 Salsa
 Tante Rini
 Mama Alia
 Ibunda Makky
 Mirna
 Peter
c.       Menurut Penampilan Wataknya
1)      Cinta
Karakter yang dimiliki Cinta adalah: Baik, Sabar, Sportif, Tawakkal, tidak mudah menyerah dalam mencapai tujuannya untuk mencari jejak ibu yang tidak pernah sama sekali ia ketahui wajahnya. Kutipan yang menyatakan salah satu karakter Cinta yaitu:

(“Banyak yang bilang, Cinta punya mata indah.Mata para peri.Gadis dengan penampilan sportif itu juga dikenal memiliki hati yang baik. Jika peri-peri dalam dongeng itu benar adanya dan berhati sangat baik, maka Cinta mewarisi sedikitnya setengah kebaikan hati mereka.” )
Asma Nadia,2012:11

(“Tengah malam, saat terbangun, Aisyah menemukan Cinta sudah menghamparkan sajadah, sedang khusyu berdoa.Wajah beningnya dalam balutan mukena putih, menengadah.Ada titi air mata yang mengalir deras, sementara bibirnya melantunkan doa-doa panjang.Tidak lama dilihatnya Cinta bersujud, lama sekali.”)
Asama Nadia,2012:242

2)      Mbok Nah
Karakter yang dimiliki Mbok Nah adalah: Sabar, pengertian dan penuh kasih sayang terhadap Cinta. Kutipan yang menyatakan karakter tersebut adalah:

(“Pembelaan, kasih, bakti dan perlindungan perempuan itu membuat Cinta menaruh hormat dan sayang. Mbok Nah adalah perisai, yang melindunginya dari cuaca buruk.” )
Asma Nadia, 2012:154



3)      Anggun
Karakter yang dimiliki Anggun adalah: Kasar, pemarah, ketus kalau sedang berbicara dengan orang yang tidak disukainya, tidak penyabar, lebih suka di kamar membaca buku cerita atau main game, daripada bermain di luar dengan Cinta. Kutipan yang menyatakan karakter Anggun yaitu:

(“Kalo tahu ngapain gue nanya?”)
Asma Nadia,2012:18

(“Goblok banget, sih!”)
(“Ember!Nyari apa-apa nggak pernah becus!”)
Asma Nadia:2012:19
4)      Cantik
Karakter yang dimiliki Cantik adalah: Karakternya hampir sama dengan kakaknya Anggun, mereka 2 saudara tiri Cinta yang tidak menyukai Cinta. Suka berkata kasar, pemarah, berpenampilan fashionable, lebih suka mempercantik diri dan mengoleksi barang-barang bagus. Kutipan yang memperlihatkan karakteristik Cantik yaitu:

(“Dia harus kelihatan berkelas dan fashionable.Itu alasan Cantik mengenakan celana panjang bootcut, plus kaos ketat warna merah menyala, serta rok kotak-kotak hitam putih sepaha. Biar kelihatan lebih manis, dia tak lupa memakai kalung yang terdiri dari untaian kotak-kotak kecil sebesar dadu, berwarna pink, biru, dan kuning, dan anting sebelah berbentuk rantai kecil.”)
Asma Nadia,2012:50
           
5)      Makky Matahari Muhammad
Karakter yang dimiliki Makky adalah: Baik, perhatian, dan saling berbagi hoby yang ia senangi dengan Cinta. Kutipan yang menunjukkan karakter Makky yaitu:

(“Nih, catat ya?” gaya Makky bak pak guru terhadap murid, “pertama pasti harus punya auto focus, supaya lebih cepat menangkap momen yang bergerak. Ini mah dasar banget.Terus harus punya motor drive.”)
Asma Nadia,2012:60
6)      Papa Cinta 
Karakter yang dimiliki papa Cinta adalah: karakternya tidak mudah di tebak dalam novel ini, awalnya papa Cinta baik, tetapi setelah menikah dengan mama Alia, papa sering berkata kasar kepada Cinta tetapi papa Cinta juga perhatian. Satu diantara kutipan yang menyatakan karakter papa Cinta Yaitu:

(“Suasana tegang.Papa membanting Koran ke atas meja makan.Kedua bola mata hitamnya menatap Cinta yang berdiri berseberangan.Papa meradang.Lelaki itu melepas kacamata.Matanya menatap Cinta tajam, lalu tangannya menggebrak meja dan mengagetkan mereka semua.”)
Asma Nadia,2012:32

(“Papa khawatir banget sama kamu Cinta.”)
Asma Nadia,2012:241)
7)      Neta
Karakter yang dimiliki Neta adalah: Baik, bersahabat dengan Cinta, perhatian. Kutipan yang menunjukkan karakter Neta yaitu:

(“Kenapa sih nggak ngasih-ngasih kabar?Bikin orang kuatir aja!”)
Asma Nadia,2012:228

8)      Aisyah
Karakter yang dimiliki Aisyah adalah: Baik, alim, bersahabat dengan Cinta, perhatian, dan suka makan. Kutipan yang meunjukkan karakter tersebut yaitu:
(“Aisyah melotot.Tampang arabnya sekarang terlihat kocak dengan pipi menggembung dan mulut mungilnya mengerucut, penuh nasi.”)
Asma Nadia,2012:233

9)      Adji
Karakter yang dimiliki Adji adalah: Baik, perhatian, ramah, periang, kocak, suka menolong. Kutipan yang menunjukkan karakter tersebut yaitu:

(“Siap-siap yuk!Kalau kamu nggak keberatan, gue temani deh.Tapi sampai situ aja ya?Soalnya rumah gue juga masih jauh!”)
Asma Nadia,2012:174

2.      Alur/Plot
Alur cerita yang digunakan penulis dalam novel ini adalah campuran yaitu alur maju dan alur mundur.Akan tetapi lebih banyak mnceritakan alur majunya.Karena tokoh utama dalam novel Cinta di ujung Sajadah mencari sosok ibu yang telah melahirkanya ke dunia.kutipan yang meunjukkan alur tersebut yaitu:
(“Gadis bermata coklat itu bukan tidak pernah mengingat-ingat masa kecilnya, mencari lintasan sejarah ketika Papa bercanda dengnnya, atau mendorong ayunan keras-keras hingga Cinta kecil terangkat tinggi dari tanah.Saat Papa mengajarinya main sepeda atau sepatu roda.”)
Asma Nadia, 2012:20

(“Gadis itu berjalan, memandangi langit menguatkan hati untuk tidak menoleh ke belakang. Orang-orang boleh berusaha menghalanginya dengan apa saja, tapi dia tidak akan menyerah. Tidak, ketika dia merasa sudah begitu dekat.”)
Asma Nadia, 2012: 221

3.      Latar/Setting
Latar dalam novel Cinta di Ujung Sajadah, yaitu:
a.       Latar waktu
(“Pagi ini hari pertama Cinta ke sekolah dengan rok biru.”)
Asma Nadia, 29012: 30)

(“Malamnya, mereka makan di salah satu warung yang menawarkan suasana lesehan.”)
Asma Nadia, 2012: 230

(“Cinta merasakan dadanya gemuruh.Perutnya terasa tidak enak.Pagi tadi, hanya segelas susu yang sanggup melewati tenggorokannya.”)
Asma Nadia, 2012: 239

(“Pikiran untuk mengumpulkan sesuatu yang unik bermula ketikausia Cinta delapan tahun.”)

(“Malam minggu.Neta mendapat izin dari mama untuk menginap di rumah Cinta.”)
Asma Nadia, 2012: 75

(“Hari sudah siang ketika Cinta dan teman-temanya berpamitan.”)
Asma Nadia, 2012:259

b.      Latar Tempat
Latar tempat pada analisis novel Cinta di Ujung Sajadah yaitu di tunjukkan dalam kutipan berikut:
(“Sekolah selalu merupakan rutinitas yang menyenangkan bagi Cinta.”)
Asma Nadia, 2012:85

(“Cinta duduk di teras depan rumahnya.”)
Asma Nadia, 2012:29

(“Jadi seperti ini Bongkaran, tempat yang menyimpan jejak ibunya.”)
Asma Nadia, 2012:180

(“Kasongan tak jauh lagi.”)
Asma Nadia, 2012:244

(“Kita keliling Jakarta sama-sama Cinta.”)
Asma Nadia, 2012: 170

(“Kreta Api Bogor-Jakarta Express melaju cepat.”)
Asma Nadia, 2012: 172

(“Dari tanah abang, ternyata lumayan jauh untuksampai di Kalijodo.”)
Asma Nadia, 2012:184

(“Jogja hari keempat.”)
Asma Nadia, 2012:206

(“Kita udah di Stasiun Tugu!Jemput ya!”)
Asama Nadia, 2012: 227

c.       Latar Suasana
Adapun latar suasana yang terdapat di dalam novel Cinta di Ujung Sajadah yaitu: sedih, tegang,  senang, sepi, seperti yang terdapat dalam kutipan berikut:
(“Suasana tegang.Papa membanting Koran ke atas meja makan.Kedua bola mata hitamnya menatap Cinta yang berdiri berseberangan.Papa meradang.Lelaki itu melepas kacamata.Matanya menatap Cinta tajam, lalu tangannya menggebrak meja dan mengagetkan mereka semua.”)
Asma Nadia,2012:32

(“Perhatian penuh hari itu membuat Cinta serasa terbang diantara gugusan bintang.”)
Asma Nadia, 2012: 145

(“Cinta tersedu sedan, bahunya bergoncang.Tampak sangat terpukul.Sementara perempuan tua di sampingnya memeluk gadis itu sepenuh perasaan.”)
Asma Nadia, 2012:256



4.      Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah pengarang sebagai sudut pandang pertama karna pengarang serba tahu. Pengarang  menceritakan setiap kejadian yang terdapat dalam novel ini.

5.      Amanat
Amanat yang terdapat dalam novel “Cinta di Ujung Sajadah” adalah:
1)      Jadilah pribadi yang kuat dalam menerima kenyataan buruk yang diterima dan jangan mudah putus asa dalam menghadapi permasalahan.
2)      Jangan pantang menyerah, terus berjuang dalam menggapai impian sampai kemana pun impian itu berlari.
3)      Kejujuran sangatlah diperlukan untuk menjalani kehidupan ini, karena kejujuranlah yang membuat hidup ini lebih berkah.
C.Latar Belakang Penciptaan
Asmarani Rosalba (lahir di Jakarta tahun 1972), lebih dikenal sebagai Asma Nadia, adalah penulis Indonesia.Ia lahir dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri Susianti. Saat ini dikenal sebagai Ketua Forum Lingkar Pena, suatu perkumpulan yang ikut dibidaninya untuk membantu penulis-penulis muda.Ia juga menjadi Ketua Yayasan Lingkar Pena, dan manajer Lingkar Pena Publishing House. Karena karya-karyanya ia pernah mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis, Asma sering diminta untuk memberi materi dalam berbagai loka karya yang berkaitan dengan penulisan serta keperempuanan.
Perempuan yang berpendirian kuat, tetapi lemah lembut ini, mempunyaiobsesi untuk terus menulis.Itulah sebabnya, ketika kesehatannya menurun, iatetap semangat untuk menuls.Di samping itu, dorongan dan semangat yangdiberikan keluarga dan orang-orang yang menyayanginya, memotivasi Asmauntuk terus dan terus menulis.Perempuan berjilbab ini tetap aktif mengirimkantulisan-tulisannya ke majalah-majalah Islam.
Asma telah menulis 40 buku hingga saat ini.Banyak di antaranya diterbitkan oleh Penerbit Mizan. Di antaranya:
Derai Sunyi, novel, mendapat penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA)
Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa, diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta
Cinta Tak Pernah Menar, kumpulan cerpen, meraih Pena Award
Rembulan di Mata Ibu (2001), novel, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional
Dialog Dua Layar, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002
101 Dating meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005
Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller.
Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Ke Tanah Suci (AsmaNadia Publishing House)
Jilbab Traveler (AsmaNadia Publishing House)
Muhasabah Cinta Seorang Istri
Catatan hati bunda
Info Novel
Judul Novel     : Cinta di Ujung Sajadah
Tebal               : 291 halaman
Pengarang       : Asma Nadia
Penerbit           : Republika
Tahun Terbit    : 2012
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra.Bandung: Sinar Baru.