"CINTA
DI UJUNG SAJADAH"
SINOPSIS
“NOVEL CINTA
DI UJUNG SAJADAH”
Novel ini bercerita tentang
pencarian seorang anak akan ibu kandung yang melahirkannya. Adalah Cinta,
seorang remaja yang tinggal bersama ayah kandung, ibu tiri & dua saudara
tiri. Mama Alia, biasa dia memanggil ibu tirinya itu. Seperti kebanyakan yang
kita lihat disinetron lokal, kehidupan tidak harmonis selalu terjadi dalam
rumah yang berisi saudara tiri. Sang ayah lebih berpihak kepada ibu dan saudara
tirinya. Sedangkan,apapun yang dilakukan Cinta yang dipandang salah dan kurang
berkenan dimata saudara tirinya, Anggun & Cantik jarang bahkan tidak pernah
mendapat pembelaan dari ayahnya. Nasib nasib hanya mbok Nah pembantu rumah
tangga yang tinggal sejak Cinta lahir dirumah itulah yang terlihat peduli dan
sangat menyayanginya.
Secara materi, kehidupan Cinta sangat tercukupi,
secara fisik, Cinta tidak terlalu cantik tapi juga tidak jelek yang jelas
menarik. Mungkin karena kearifan budinya, jadi inner beautylah yang terpancar
dari wajahnya. Mama Alia, seorang ibu yang sangat fashionable sayangnya, hal
itu tidak menular pada kedua anaknya. Anggun, bertubuh terlalu kurus dan
cenderung berpenampilan"cupu", sedangkan Cantik mmmhh, gemuk tapi
percaya dirinya cukup luar biasa dalam berpakaian. Korban model banget deh,
sekalipun yang dipakainya itu gada pantes – pantesnya apalagi enak dilihat Jauh
banget deh!! Belasan tahun hidup sebagai piatu, Cinta belum pernah tau wajah
ibunya. Yang dia tahu, ibunya sudah meninggal dunia dan ayahnya pun dengan
sempurna melenyapkan jejak tentang ibu kandungnya tersebut. Lengka prasaanya
penderitaan Cinta karena dirumah itupun kehidupannya semakin tersisih.
Dalam perjalanannya, dikehidupan yang nyaris
membosankan bagi Cinta, dia bertemu dengan Makky Matahari Muhammad tetangga
barunya, seorang lelaki yang humoris namun santun dia mengenalkan Cinta pada
dunia fotografi yang membuatnya bahagia. Makky, selalu ingat pesan almarhum
ayahnya."seburuk apapun yang kamu lakukan, Nak ingatlah kau menyandang
nama Muhammad. "Nasehat inilah yang telah menjaga lelaki itu untuk tidak
menempuh jalan maksiat seumur hidupnya. Hingga pada saat menjelang ulang
tahunnya yang ke-17, Cinta mengambil keputusan besar untuk berhijrah merubah
penampilannya lebih baik dan menjalankan perintah Allah untuk menutup aurat.
Dia sudah mempersiapkan mental dan materinya. Itu rencana indah Cinta dihari
ulang tahunnya.
Dan akhirnya terlaksana, namun ada
"surprise" lain yang didapatkannya dihari istimewa itu. Dia
mendapatkan sebuah rahasia besar yang selama ini dicarinya. Dan untuk
membongkar rahasia itu dia harus melakukan perjalanan panjang, dan berpisah
sesaat dengan lelaki yang sudah mengisi hidupnya. Sedikit demi sedikit puzzle
itu terpecahkan. Tidak mudah, bahkan semuanya sempat buntu. Dan itulah puncak
perjuangannya. Mencari kekuatan dalam sujud-sujud panjang untuk mencari jejak
surga, mencari telapak kaki ibunya yang sangat dirindukannya.
A. Analisis Unsur Intrinsik Novel Cinta di Ujung
Sajadah
1)
Tema
Tema adalah
sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam
cerita.Tema yang terdapat dalam novel Cinta
di ujung Sajadah adalah Religi, Pencarian cinta dan Kerinduan Cinta kepada
Ibu.
(“Itu pertama kali cinta merasakan kehilangan yang
sangat, juga rindu teramat besar, untuk ibu yang bahkan tak pernah dikenalnya
walau hanya sebatas cerita.”)
Asma Nadia:Republika,2012:21
(“Ketika adzan subuh berkumandang, Cinta menunaikan
sholatnya lebih khusyuk dari biasa. Semuanya ia tumpahkan kepada Allah.
Kesedihan, kekecewaan, rasa takut dan gamang, juga kemarahan, yang seluruhnya
lebur menjadi kepasrahan.Ia benar-benar mengadu.”)
Asma Nadia: Republika,2012:137
(“Cinta harus menempuh perjalanan jauh untuk
membalaskan rindu di matanya itu.Menelusuri jejak ibunya di setiap penjuru
langit. Ketika dihadapkan dengan jalan buntu, Cinta berjuang.Ia semakin
mendekatkan dirinya kepada Allah. Mencari-cari sebuah jawaban dimanakah
ibunya?Dalam sujud-sujudnya yang panjang.”)
2). Tokoh
Tokoh menunjuk pada orang sebagai
pelaku cerita. Abram (1981: 20) memaparkan tokoh cerita adalah orang-orang
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan
memiliki moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam
ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (dalam Nurgiantoro, 2002: 164).
Nama-nama tokoh dalam “Novel Cinta
di Ujung Sajadah”
1.
Cinta
2.
Mbok Nah
3.
Papa Cinta
4.
Mama Alia
5.
Anggun
6.
Cantik
7.
Makky
Matahari Muhammad
8.
Neta
9.
Aisyah
10. Tante Rini
11. Salsa
12. Ibunda Makky
13. Iwan
14. Peter
15. Mirna
16. Adji
Penokohan/Perwatakan
a.
Menurut perannya
1)
Tokoh
Protagonis: Cinta
Mbok Nah
Makky
Neta
Aisyah
Tante Rini
Adji
2)
Tokoh
Antagonis: Mama Alia
Anggun
Cantik
3)
Tokoh
Tritagonis: Cinta
Makky
Anggun
Cantik
b.
Menurut
fungsinya
1)
Tokoh
Sentral: Ayuningsih
Mbok Nah
Papa Cinta
2)
Tokoh Utama:
Cinta
Anggun
Cantik
Makky
3)
Tokoh
Pembantu: Neta
Aisyah
Adji
Iwan
Salsa
Tante Rini
Mama Alia
Ibunda Makky
Mirna
Peter
c.
Menurut
Penampilan Wataknya
1)
Cinta
Karakter
yang dimiliki Cinta adalah: Baik, Sabar, Sportif, Tawakkal, tidak mudah
menyerah dalam mencapai tujuannya untuk mencari jejak ibu yang tidak pernah
sama sekali ia ketahui wajahnya. Kutipan yang menyatakan salah satu karakter
Cinta yaitu:
(“Banyak yang bilang, Cinta punya
mata indah.Mata para peri.Gadis dengan penampilan sportif itu juga dikenal
memiliki hati yang baik. Jika peri-peri dalam dongeng itu benar adanya dan
berhati sangat baik, maka Cinta mewarisi sedikitnya setengah kebaikan hati
mereka.” )
Asma Nadia,2012:11
(“Tengah malam, saat terbangun,
Aisyah menemukan Cinta sudah menghamparkan sajadah, sedang khusyu berdoa.Wajah
beningnya dalam balutan mukena putih, menengadah.Ada titi air mata yang
mengalir deras, sementara bibirnya melantunkan doa-doa panjang.Tidak lama
dilihatnya Cinta bersujud, lama sekali.”)
Asama Nadia,2012:242
2)
Mbok Nah
Karakter yang dimiliki Mbok Nah
adalah: Sabar, pengertian dan penuh kasih sayang terhadap Cinta. Kutipan yang
menyatakan karakter tersebut adalah:
(“Pembelaan, kasih, bakti dan
perlindungan perempuan itu membuat Cinta menaruh hormat dan sayang. Mbok Nah
adalah perisai, yang melindunginya dari cuaca buruk.” )
Asma Nadia, 2012:154
3)
Anggun
Karakter yang dimiliki Anggun adalah: Kasar, pemarah,
ketus kalau sedang berbicara dengan orang yang tidak disukainya, tidak
penyabar, lebih suka di kamar membaca buku cerita atau main game, daripada
bermain di luar dengan Cinta. Kutipan yang menyatakan karakter Anggun yaitu:
(“Kalo tahu ngapain gue nanya?”)
Asma Nadia,2012:18
(“Goblok banget, sih!”)
(“Ember!Nyari apa-apa nggak pernah becus!”)
Asma Nadia:2012:19
4)
Cantik
Karakter yang dimiliki Cantik adalah:
Karakternya hampir sama dengan kakaknya Anggun, mereka 2 saudara tiri Cinta
yang tidak menyukai Cinta. Suka berkata kasar, pemarah, berpenampilan
fashionable, lebih suka mempercantik diri dan mengoleksi barang-barang bagus.
Kutipan yang memperlihatkan karakteristik Cantik yaitu:
(“Dia harus kelihatan berkelas dan
fashionable.Itu alasan Cantik mengenakan celana panjang bootcut, plus kaos
ketat warna merah menyala, serta rok kotak-kotak hitam putih sepaha. Biar
kelihatan lebih manis, dia tak lupa memakai kalung yang terdiri dari untaian
kotak-kotak kecil sebesar dadu, berwarna pink, biru, dan kuning, dan anting
sebelah berbentuk rantai kecil.”)
Asma Nadia,2012:50
5)
Makky
Matahari Muhammad
Karakter yang dimiliki Makky adalah:
Baik, perhatian, dan saling berbagi hoby yang ia senangi dengan Cinta. Kutipan
yang menunjukkan karakter Makky yaitu:
(“Nih, catat ya?” gaya Makky bak pak
guru terhadap murid, “pertama pasti harus punya auto focus, supaya lebih cepat
menangkap momen yang bergerak. Ini mah dasar banget.Terus harus punya motor
drive.”)
Asma Nadia,2012:60
6)
Papa
Cinta
Karakter yang dimiliki papa Cinta
adalah: karakternya tidak mudah di tebak dalam novel ini, awalnya papa Cinta
baik, tetapi setelah menikah dengan mama Alia, papa sering berkata kasar kepada
Cinta tetapi papa Cinta juga perhatian. Satu diantara kutipan yang menyatakan
karakter papa Cinta Yaitu:
(“Suasana tegang.Papa membanting
Koran ke atas meja makan.Kedua bola mata hitamnya menatap Cinta yang berdiri
berseberangan.Papa meradang.Lelaki itu melepas kacamata.Matanya menatap Cinta
tajam, lalu tangannya menggebrak meja dan mengagetkan mereka semua.”)
Asma Nadia,2012:32
(“Papa khawatir banget sama kamu
Cinta.”)
Asma Nadia,2012:241)
7)
Neta
Karakter yang dimiliki Neta adalah:
Baik, bersahabat dengan Cinta, perhatian. Kutipan yang menunjukkan karakter
Neta yaitu:
(“Kenapa sih nggak ngasih-ngasih
kabar?Bikin orang kuatir aja!”)
Asma Nadia,2012:228
8)
Aisyah
Karakter yang dimiliki Aisyah adalah:
Baik, alim, bersahabat dengan Cinta, perhatian, dan suka makan. Kutipan yang
meunjukkan karakter tersebut yaitu:
(“Aisyah melotot.Tampang arabnya
sekarang terlihat kocak dengan pipi menggembung dan mulut mungilnya mengerucut,
penuh nasi.”)
Asma Nadia,2012:233
9)
Adji
Karakter yang dimiliki Adji adalah:
Baik, perhatian, ramah, periang, kocak, suka menolong. Kutipan yang menunjukkan
karakter tersebut yaitu:
(“Siap-siap yuk!Kalau kamu nggak
keberatan, gue temani deh.Tapi sampai situ aja ya?Soalnya rumah gue juga masih
jauh!”)
Asma Nadia,2012:174
2. Alur/Plot
Alur cerita
yang digunakan penulis dalam novel ini adalah campuran yaitu alur maju dan alur
mundur.Akan tetapi lebih banyak mnceritakan alur majunya.Karena tokoh utama
dalam novel Cinta di ujung Sajadah mencari sosok ibu yang telah melahirkanya ke
dunia.kutipan yang meunjukkan alur tersebut yaitu:
(“Gadis bermata coklat itu bukan tidak pernah
mengingat-ingat masa kecilnya, mencari lintasan sejarah ketika Papa bercanda
dengnnya, atau mendorong ayunan keras-keras hingga Cinta kecil terangkat tinggi
dari tanah.Saat Papa mengajarinya main sepeda atau sepatu roda.”)
Asma Nadia, 2012:20
(“Gadis itu berjalan, memandangi langit menguatkan
hati untuk tidak menoleh ke belakang. Orang-orang boleh berusaha menghalanginya
dengan apa saja, tapi dia tidak akan menyerah. Tidak, ketika dia merasa sudah
begitu dekat.”)
Asma Nadia, 2012: 221
3. Latar/Setting
Latar dalam novel Cinta di Ujung
Sajadah, yaitu:
a.
Latar waktu
(“Pagi ini hari pertama Cinta ke
sekolah dengan rok biru.”)
Asma Nadia, 29012: 30)
(“Malamnya, mereka makan di salah
satu warung yang menawarkan suasana lesehan.”)
Asma Nadia, 2012: 230
(“Cinta merasakan dadanya
gemuruh.Perutnya terasa tidak enak.Pagi tadi, hanya segelas susu yang sanggup
melewati tenggorokannya.”)
Asma Nadia, 2012: 239
(“Pikiran untuk mengumpulkan sesuatu
yang unik bermula ketikausia Cinta delapan tahun.”)
(“Malam minggu.Neta mendapat izin
dari mama untuk menginap di rumah Cinta.”)
Asma Nadia, 2012: 75
(“Hari sudah siang ketika Cinta dan
teman-temanya berpamitan.”)
Asma Nadia, 2012:259
b.
Latar Tempat
Latar tempat
pada analisis novel Cinta di Ujung Sajadah yaitu di tunjukkan dalam kutipan
berikut:
(“Sekolah selalu merupakan rutinitas
yang menyenangkan bagi Cinta.”)
Asma Nadia, 2012:85
(“Cinta duduk di teras depan
rumahnya.”)
Asma Nadia, 2012:29
(“Jadi seperti ini Bongkaran, tempat
yang menyimpan jejak ibunya.”)
Asma Nadia, 2012:180
(“Kasongan tak jauh lagi.”)
Asma Nadia, 2012:244
(“Kita keliling Jakarta sama-sama
Cinta.”)
Asma Nadia, 2012: 170
(“Kreta Api Bogor-Jakarta Express
melaju cepat.”)
Asma Nadia, 2012: 172
(“Dari tanah abang, ternyata lumayan
jauh untuksampai di Kalijodo.”)
Asma Nadia, 2012:184
(“Jogja hari keempat.”)
Asma Nadia, 2012:206
(“Kita udah di Stasiun Tugu!Jemput
ya!”)
Asama Nadia, 2012: 227
c.
Latar
Suasana
Adapun latar suasana yang terdapat
di dalam novel Cinta di Ujung Sajadah yaitu: sedih, tegang, senang, sepi, seperti yang terdapat dalam
kutipan berikut:
(“Suasana tegang.Papa membanting Koran ke atas meja
makan.Kedua bola mata hitamnya menatap Cinta yang berdiri berseberangan.Papa
meradang.Lelaki itu melepas kacamata.Matanya menatap Cinta tajam, lalu
tangannya menggebrak meja dan mengagetkan mereka semua.”)
Asma Nadia,2012:32
(“Perhatian penuh hari itu membuat
Cinta serasa terbang diantara gugusan bintang.”)
Asma Nadia, 2012: 145
(“Cinta tersedu sedan, bahunya
bergoncang.Tampak sangat terpukul.Sementara perempuan tua di sampingnya memeluk
gadis itu sepenuh perasaan.”)
Asma Nadia, 2012:256
4. Sudut
Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam
novel ini adalah pengarang sebagai sudut pandang pertama karna pengarang serba
tahu. Pengarang menceritakan setiap
kejadian yang terdapat dalam novel ini.
5. Amanat
Amanat yang terdapat dalam novel
“Cinta di Ujung Sajadah” adalah:
1)
Jadilah
pribadi yang kuat dalam menerima kenyataan buruk yang diterima dan jangan mudah
putus asa dalam menghadapi permasalahan.
2)
Jangan
pantang menyerah, terus berjuang dalam menggapai impian sampai kemana pun
impian itu berlari.
3)
Kejujuran
sangatlah diperlukan untuk menjalani kehidupan ini, karena kejujuranlah yang
membuat hidup ini lebih berkah.
C.Latar
Belakang Penciptaan
Asmarani
Rosalba (lahir di Jakarta
tahun 1972),
lebih dikenal sebagai Asma Nadia,
adalah penulis Indonesia.Ia lahir dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri
Susianti. Saat ini dikenal sebagai Ketua Forum Lingkar Pena, suatu perkumpulan yang ikut
dibidaninya untuk membantu penulis-penulis muda.Ia juga menjadi Ketua Yayasan
Lingkar Pena, dan manajer Lingkar Pena Publishing House. Karena karya-karyanya
ia pernah mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis, Asma sering diminta
untuk memberi materi dalam berbagai loka karya yang berkaitan dengan penulisan
serta keperempuanan.
Perempuan yang berpendirian kuat,
tetapi lemah lembut ini, mempunyaiobsesi untuk terus menulis.Itulah sebabnya,
ketika kesehatannya menurun, iatetap semangat untuk menuls.Di samping itu,
dorongan dan semangat yangdiberikan keluarga dan orang-orang yang
menyayanginya, memotivasi Asmauntuk terus dan terus menulis.Perempuan berjilbab
ini tetap aktif mengirimkantulisan-tulisannya ke majalah-majalah Islam.
Asma telah menulis 40 buku hingga
saat ini.Banyak di antaranya diterbitkan oleh Penerbit Mizan. Di antaranya:
Derai Sunyi, novel,
mendapat penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA)
Preh (A
Waiting), naskah drama dua bahasa, diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta
Cinta Tak
Pernah Menar, kumpulan cerpen, meraih
Pena Award
Rembulan di
Mata Ibu (2001), novel, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja
terbaik nasional
Dialog Dua
Layar, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002
101 Dating meraih
penghargaan Adikarya IKAPI, 2005
Jangan Jadi
Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller.
Emak Ingin
Naik Haji: Cinta Hingga Ke Tanah Suci (AsmaNadia Publishing House)
Jilbab
Traveler (AsmaNadia Publishing House)
Muhasabah
Cinta Seorang Istri
Catatan hati
bunda
Info Novel
Judul Novel : Cinta di Ujung Sajadah
Tebal : 291 halaman
Pengarang : Asma Nadia
Penerbit : Republika
Tahun Terbit
: 2012
DAFTAR
PUSTAKA
Aminuddin.
1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra.Bandung:
Sinar Baru.
http://www.scribd.com/doc/90136385/Unsur-Intrinsik-Dan-Ekstrinsik-Novel.(di
akses tanggal 22 oktober 2012)
http://id.shvoong.com/books/novel-novella/2018408-cinta-di-ujung-sajadah/#ixzz2B4ZYiWQE
(diakses tanggal 22 oktober 2012)
http://adnandoang.blogspot.com/2011/02/prosa-fiksi_08.html
(diakses tanggal 25 oktober 2012)
http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para
ahli/ (diakses tanggal 29 oktober
2012)
http://anggialviolita-sastraindonesia.blogspot.com/2009/11/pengertian-prosa.html
(diakses tanggal 30 oktober 2012)
http://jelajahduniabahasa.wordpress.com/2011/04/13/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-karya-sastra/
(diakses tanggal 02 november 2012)
http://natalidopengasih.wordpress.com/2010/05/19/menganalisis-unsur-unsur-intrinsik-dan
ekstrinsik-novel-indonesia-terjemahan/ (diakses tanggal 02 november
2012)
http://indonesialesson.blogspot.com/2011/09/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-novel.html
(diakses tanggal 10 november 2012)
http://www.inoputro.com/2012/08/unsur-unsur-intrinsik-novel/
(diakses tanggal 10 november 2012).