Sabtu, 19 Januari 2019

KRITIK NORMATIF, MASJID AGUNG AT-TIN


MASJID AGUNG AT-TIN, JAKARTA TIMUR
(KRITIK NORMATIF)



Gambar 1.1 Masjid Agung At-tin, Jakarta Timur

                Masjid At-Tin yang terletak di Jl. Taman Mini I, Pinang Ranti, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13560. Masjid At-Tin adalah satu di antara dua masjid megah di kawasan TMII. Masjid megah yang lainnya yaitu Masjid Diponegoro. Masjid At-Tin mulai dibangun sejak bulan April 1997 dan menempati area tanah seluas 70.000 meter persegi dengan kapasitas sekitar 9.000 orang di dalam masjid dan 1.850 orang di selasar tertutup dan plaza. Pembangunan Masjid At-Tin selesai pada tahun 1999 dan dibuka secara umum pada tanggal 26 November 1999.
            Nama At-Tin diambil dari salah satu surah dalam Al-Quran yang merupakan wahyu ke-27 yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, atau surah ke-95 dalam urutan penulisan Al-Qur‘an. Nama surah itu adalah At-Tin yang memiliki arti sejenis buah yang sangat manis, lezat, dan penuh gizi. Buah ini dipercayai mempunyai manfaat yang banyak, baik sebelum matang maupun sudah matang. Selain terinspirasi dari surah Al-Qur‘an (surah At-Tin), pemberian nama At-Tin sebenarnya merupakan upaya untuk mengenang jasa-jasa istri mantan Presiden Soeharto yang bernama Ibu Tien atau Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto. Pendirian Masjid At-Tin ini pun merupakan usaha anak cucu Presiden Soeharto untuk mengenang ibu/nenek mereka. Pendirian masjid At-Tin ini terlaksana berkat bantuan Yayasan Ibu Tien Soeharto yang merupakan yayasan milik anak keturunan Ibu Tien Soeharto. Oleh karena itu, nama At-Tin dimaksudkan sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang tulus dari anak/cucu kepada ibu/nenek mereka.
            Arsitektur Masjid At-Tin mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dari segi arsitektur bangunan, hiasan ornamen, maupun desain dalam dan luar ruangannya. Perancangan  masjid At-Tin yang memang sangat unik dengan perpaduan berbagai seni bangunan masjid dunia dan nusantara. Hasilnya adalah sebuah bangunan masjid megah modern yang sangat indah. Struktur utama bangunan masjid At-Tin ini dibangun layaknya sebuah masjid Usmaniah (Turki) berupa bangunan masjid megah eropa dengan kubah tunggal berukuran raksasa di atap masjid lengkap dengan empat menara tinggi di empat penjurunya ditambah dengan satu menara tunggal yang lebih tinggi terpisah dari bangunan utama. Namun sentuhan khas Indonesia yang biasanya dicirikan dengan atap masjid berbentuk limas atau joglo justru dimunculkan pada bentuk ornamen di seluruh diding masjid. Ornamen berbentuk atap limas itu sekaligus membentuk anak panah yang menghadap ke langit. Bentuk anak panah pada setiap ornamen  memiliki makna agar umat manusia tidak pernah berhenti mensyukuri nikmat Allah seperti terlukis dalam bentuk anak panah mulai dari titik awal hingga titik akhir.

Sumber: