MASJID AGUNG AT-TIN, JAKARTA TIMUR
(KRITIK NORMATIF)
Gambar 1.1 Masjid Agung At-tin,
Jakarta Timur
Masjid At-Tin yang terletak
di Jl. Taman Mini I, Pinang Ranti, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13560. Masjid At-Tin adalah satu di antara dua masjid megah di kawasan TMII. Masjid megah yang
lainnya yaitu Masjid Diponegoro. Masjid At-Tin
mulai dibangun sejak bulan April 1997
dan menempati area tanah seluas 70.000 meter persegi dengan kapasitas
sekitar 9.000 orang di dalam masjid dan 1.850 orang di selasar tertutup dan
plaza. Pembangunan Masjid At-Tin selesai pada tahun 1999 dan dibuka secara
umum pada tanggal 26 November 1999.
Nama At-Tin diambil dari salah satu
surah dalam Al-Quran yang merupakan wahyu ke-27 yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW, atau surah ke-95 dalam urutan penulisan Al-Qur‘an. Nama surah itu
adalah At-Tin yang memiliki arti sejenis buah yang sangat manis, lezat, dan
penuh gizi. Buah ini dipercayai mempunyai manfaat yang banyak, baik sebelum
matang maupun sudah matang. Selain terinspirasi dari surah Al-Qur‘an (surah At-Tin),
pemberian nama At-Tin sebenarnya merupakan upaya untuk mengenang jasa-jasa
istri mantan Presiden Soeharto yang bernama Ibu Tien atau Hj. Fatimah Siti
Hartinah Soeharto. Pendirian Masjid At-Tin ini pun merupakan usaha anak cucu
Presiden Soeharto untuk mengenang ibu/nenek mereka. Pendirian masjid At-Tin ini
terlaksana berkat bantuan Yayasan Ibu Tien Soeharto yang merupakan yayasan
milik anak keturunan Ibu Tien Soeharto. Oleh karena itu, nama At-Tin dimaksudkan
sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang tulus dari anak/cucu kepada
ibu/nenek mereka.
Arsitektur
Masjid At-Tin
mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dari segi arsitektur bangunan,
hiasan ornamen, maupun desain dalam dan luar ruangannya. Perancangan masjid At-Tin yang memang sangat unik dengan
perpaduan berbagai seni bangunan masjid dunia dan nusantara. Hasilnya adalah
sebuah bangunan masjid megah modern yang sangat indah. Struktur utama bangunan
masjid At-Tin ini dibangun layaknya sebuah masjid Usmaniah (Turki) berupa
bangunan masjid megah eropa dengan kubah tunggal berukuran raksasa di atap
masjid lengkap dengan empat menara tinggi di empat penjurunya ditambah dengan
satu menara tunggal yang lebih tinggi terpisah dari bangunan utama. Namun
sentuhan khas Indonesia yang biasanya dicirikan dengan atap masjid berbentuk
limas atau joglo justru dimunculkan pada bentuk ornamen di seluruh diding
masjid. Ornamen berbentuk atap limas itu sekaligus membentuk anak panah yang
menghadap ke langit. Bentuk anak panah pada setiap ornamen memiliki makna agar umat manusia tidak pernah
berhenti mensyukuri nikmat Allah seperti terlukis dalam bentuk anak panah mulai
dari titik awal hingga titik akhir.
Sumber: