Selasa, 29 Mei 2018

GOLDEN HORN BAY


GOLDEN HORN BAY




Tanduk Emas (dalam bahasa Turki: Haliç, dalam bahasa Yunani: Khrysokeras atau Chrysoceras atau Χρυσοκερας) yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “Golden Horn” ialah muara pemisah kota Istanbul. Horn atau Tanduk berasal dari lekukan dalam dari teluk yang menuju ke Barat Laut. Golden atau emas merupakan rujukan puitis terhadap pantulan sinar matahari terbenam yang indah. Ottoman menyebut Tanduk sebagai Haliç, yang dalam bahasa Turki modern adalah istilah geografis untuk "muara", meskipun dalam bahasa Arab aslinya, itu berarti "jurang".

Golden Horn adalah muara Sungai Alibeyköy dan Kağıthane (dikenal secara kolektif sebagai Air Manis Eropa oleh para pelancong Eropa awal abad-abad lalu; bergabung dengan timur laut Eyüp dekat Silahtar), terbentuk ketika perairan Bosphorus membanjiri mereka. Golden Horn menjadi pelabuhan utama Istanbul, dapat dikatakan bahwa Golden Horn Bay juga merupakan rute perdagangan di seluruh Bosphorus.

Pada abad ke – 18, tepian Golden Hornbay dan sungai – sungai yang membentuknya dihiasi dengan istana dan rumah – rumah mewah yang dikelilingi oleh kebun Tulip (kebun Tulip sebagian besar sekarang telah hilang), Golden Hornbay merupakan tempat dimanan masyarakat Utsmaniyah menikmati pesta mewah.

Sungai Kağıthan banyak disukai, dimana sungai ini berada di pinggiran kota berpasir Sadabad yang biasa disebut juga sebagai “Kota Bahagia”. Hal ini terjadi pada Era Tulip (Lale Devri, 1718 – 1730) atau beberapa menyebutnya “Era Debauch” (Sefahat Devri), yang kemudian dituduh sebagai salah satu alasan melemahnya ekonomi Turki dan terjadi pembubaran kaisar. Gaya hidup mewah ini berakhir dengan Pemberontakan Patrona Halil yang dipimpin Janisarry tahun 1730, ketika bangunan di Sabadab dibakar. Revolusi Industri Turki pada abad ke-19 menjadikan tepian Golden Horn bay sebagai salah satu pusat industry dari ekonomi Turki hingga tahun 1980an. Hal ini berdampak buruk pada Golden Horn bay yang disebabkan oleh limbah industri yang tidak diolah dari selokan kota sehingga membuat Golden Horn bay meluap dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, oleh karena itu banyak orang yang mengindari jalan disepanjang tepian sungai.

Pada akhir 1980an, upaya untuk membawa Golden Horn bay ke masa kejayaannya dimulai. Saat ini airnya jauh lebih bersih dan digunakan untuk berenang perayaan Epiphany dari komunitas Yunani lokal, dimana beberapa perenang berusaha untuk mengambil salib kayi yang dilemparkan ke air oleh Patriark.
             
Golden Horn bay memiliki pantai Selatan dan Utara, namun karena bentuk tandukan yang hampir berliku – liku kadang terlihat seperti barat dan utara tampak seolah – olah di Timur. Oleh karena itu berlaku aturan sederhana: Jika kita berdiri di sebidang tanah yang berdekatan dengan Masjid Sulaimani, bata merah dan Phanar Greek College atau Masjid Eyup maka  kita berada di tepi Selatan. Sebaliknya, jika kita berada di tanah yang sama dengan Menara Galata atau Galaangan Kapal Kasimpasa, maka kita berada di pantai Utara.

            Jembatan Galata Bridge merupakan salah satu dari banyak jembatan di Teluk Golden Horn, Istanbul, Turki. Jembatan Galata ini menghubungkan beberapa bagian dari Kota Lama dan Kota Baru di Istanbul, tepatnya bagian Eropa. Kedua kota tersebut menghubungkan sirkeci dan distrik Eminonu, Istanbul dengan Karakoy (galata) dan Beyoglu di bagian modern Istanbul. Jembatan ini juga memiliki arsitektur yang sangat unik. Terdiri dari 2 tingkat dengan lantai bawah ditempati oleh restoran dan kafe. Sementara di bawah jembatan berfungsi sebagai lorong lewatnya kapal.  Panjang jembatan 466  meter dan lebar 25 meter.

            Jembatan halic adalah jembatan jalan raya Golden Horn bay di Istanbul, Turki. Ini menghubungkan lingkugan ayvansaray di barat daya dan Halicioglu di barat laut. Jembatan ini memiliki panjang 995 m (3.264 kaki), dengan lebar 32 m (105 kaki), dan tinggi 22 m (72 kaki) di atas permukaan laut.

            Jembatan bosphorus adalah jembatan penghubung asia dan eropa. Jembatan bosphorus yang juga namanya diambil dari nama selat tersebut, merupakan salah satu jembatan dari dua jembatan yang menyebrangi selat. Jembatan bosphorus yang memiliki panjang 1.074 m ini dimulai pembangunannya dari tahun 1970 dan selesai di tahun 1973. Kemudian jembatan lainnya adalah jembatan fatih sultan mahmet, yang memiliki panjang 1.090 m yang diselesaikan pada tahun 1988, lokasinya 55km di sebelah utara jembatan pertama.